Dulu Jor-joran Dukung Trump, Elon Musk Kini Mau Hemat Belanja Politik

Dulu Jor-joran Dukung Trump, Elon Musk Kini Mau Hemat Belanja Politik


,

JAKARTA –
Elon Musk
, miliarder yang tahun lalu menggelontorkan hampir US$300 juta untuk mendukung kampanye
Donald Trump
dan Partai Republik, menyatakan akan memangkas drastis pengeluaran politiknya.

Langkah ini menjadi sinyal terbaru bahwa ia mulai mengalihkan perhatian kembali ke kerajaan bisnisnya di tengah meningkatnya kekhawatiran investor.

Melansir

Reuters,

Rabu (21/5/2025), Elon Musk juga menegaskan komitmennya untuk tetap menjabat sebagai CEO
Tesla
selama lima tahun ke depan, menepis keraguan publik atas bagaimana ia membagi peran antara pimpinannya di industri otomotif dengan keterlibatannya dalam pemerintahan Trump. Di bawah pemerintahan itu, Musk memimpin efisiensi besar-besaran dalam birokrasi federal.

“Dalam hal pendanaan politik, saya akan jauh mengurangi kontribusi saya ke depannya. Saya rasa saya sudah cukup berkontribusi,” ujar Musk dalam forum ekonomi di Qatar.

Apabila terealisasi dengan tepat, keputusan dari orang terkaya di planet ini dapat berdampak signifikan sebagai tamparan keras bagi Trump serta Partai Republik yang telah bergantung pada dukungan finansial Musk. Di sisi lain, hal tersebut juga mungkin membawa angin segar untuk perusahaan-perusahaannya, khususnya Tesla dan SpaceX, yang merupakan sumbangan utama dalam kekayaannya.

Partisipasi Musk dalam ranah politik, didukung oleh kepemilikannya atas jejaring sosial X, telah mengundang seruan kemarahan terhadap Tesla. Hal ini berdampak pada turunnya jumlah penjualan dan merosotnya nilai saham perusahaannya.

Namun demikian, Musk tidak menutup seluruh pintu terkait dengan kemungkinan partisipasi dalam urusan politik di masa mendatang. “Apabila ada alasan yang kuat untuk kembali ke dunia politik, saya pasti akan mengambil langkah itu,” ujarnya.

Seorang informan dari Gedung Putih mengatakan bahwa langkah Musk tidak mencerminkan dia sedang mundur dukungannya pada Trump, namun lebih kepada adaptasi atas serangan politik yang semakin intensif. Informan tersebut menjelaskan bantuan Musk masih akan diberikan lewat beberapa jalur: sebagai konsultan, penyumbang finansial, dan mempengaruhi lingkaran para dermawan secara tak resmi.

Sumber lain yang dekat dengan Musk menyebut keputusan itu juga didorong oleh niat untuk menyehatkan kembali bisnis-bisnisnya.


Penasehat Berkuasa di Istana Putih

Kelompok pengumpul dana terkemuka milik Musk, America PAC, enggan berkomentar mengenai hal ini. Pada tahun sebelumnya, Musk telah menyuntikkan ratusan juta dolar kepada super PAC yang mensupport Partai Republik, pendanaan tersebut digunakan untuk mendukung kampanye media dan aktivitas lapangan di daerah-daerah strategis guna memperkokoh posisi Trump.

Dia juga menyuntikkan lebih dari $20 juta guna memfasilitasi calon-calon berhaluan konservatif dalam pemilihan hakim agung di Wisconsin pada musim semi ini. Acara tersebut merupakan salah satu pemilu terbiaya dalam catatan Amerika Serikat; meski demikian, sang kandidat progresif berhasil menang tanpa banyak kesulitan—suatu hasil yang dilihat sebagai indikator awal tentang dukungan publik bagi periode kepresidenan kedua Trump.

Pergianya Musk dapat membuat Partai Republik harus kembali mengandalkan sumbangan dari pendonasi lama serta meningkatkan upaya pengumpulan dana tingkat lokal sebelum pemilihan umum legislator tahun depan.

Analis politik berpengalaman dari Partai Republik, Ron Bonjean, menyatakan bahwa konsekuensi penarikan diri Elon Musk sebagai pendukung finansial bagi Trump dan Partai Republik kemungkinan besar tidak akan semengerikan yang dibayangkan.

“Musk memang mempermudah. Tapi sekarang Trump sudah jadi presiden, dia sendiri adalah penggalang dana utama,” ungkapnya.

Setelah pelantikan Trump pada Januari, Musk cepat muncul sebagai kekuatan besar di lingkaran dalam Gedung Putih. Ia memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang bertugas memangkas puluhan ribu pekerjaan dan membatalkan miliaran dolar kontrak serta hibah federal—termasuk hampir seluruh bantuan luar negeri AS—dengan pendekatan yang sering kali kacau.

Namun, posisi politik Musk memicu gelombang boikot dan protes terhadap Tesla di AS dan Eropa, berdampak pada penurunan penjualan.

Pada tahun lalu, Tesla mengalami penurunan dalam pengirimannya secara tahunan untuk kali pertama. Para analis memprediksi bahwa pola tersebut akan terus berlangsung pada tahun ini, seiring dengan penurunan angka pengiriman di kuarter awal yang jatuh sebesar 13 persen.

Kurangnya waktu Musk untuk mengurus Tesla juga menimbulkan kekhawatiran investor. Untuk meredamnya, bulan lalu Musk menyatakan kepada pemegang saham bahwa ia akan memangkas keterlibatannya dalam proyek DOGE menjadi hanya satu atau dua hari per minggu mulai Mei ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *