.CO.ID – JAKARTA.
Harga minyak mentah WTI berjangka meningkat hingga mencapai sekitar US$ 63,1 per barel pada hari Selasa (3/6), meneruskan tren kenaikan selama dua sesi berturut-turut karena adanya ketegangan geopolitik yang masih terjadi.
Ronde kedua pembicaraan damai langsung antara Rusia dan Ukraina pada hari Senin (2/6) tidak berhasil mencapai perkembangan signifikan. Hal ini mengecilkan harapan untuk penyelesaian sengketa yang sudah terjadi selama tiga tahun belakangan.
Sebagaimana dilansir oleh Tradingeconomics pada hari Selasa (3/6), pembicaraan tersebut berlangsung satu hari setelah eskalasi ketegangan, saat Ukraina mengirimkan serangan menggunakan pesawat tanpa awak ke basis udara milik Russia.
Pada saat yang bersamaan, OPEC+ tetap memelihara kenaikan produksi di bulan Juli sesuai dengan level dua bulan sebelumnya. Hal ini mengurangi kecemasan terhadap suplai tambahan yang mungkin menjatuhkan harga.
Di samping itu, kelemahan dolar AS membuat komoditas bernilai dolar AS seperti minyak mentah menjadi semakin menarik.
Dolar Amerika Serikat melemah dalam iklim perang dagang yang semakin memanas, beriringan dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump menaikkan dua kali lipat tariff impor baja dan aluminium, serta peningkatan keragu-raguan terhadap kesepakatan perdagangan antara AS dan Tiongkok.
