OPM Tolak Pernyataan TNI Tentang Kematian Hetina, Kasus Terkait Intan Jaya Berlanjut

OPM Tolak Pernyataan TNI Tentang Kematian Hetina, Kasus Terkait Intan Jaya Berlanjut

 

,


Jakarta

Manajemen Merekam Komisi Nasional TPNPB alias OPM untuk Papua Barat telah ditangani seperti ini
OPM
) menyangkal pernyataan

Kepala Badan Informasi TNI (Tentara Nasional Indonesia)

TNI

)

Marsekal Mayor Kristomei Sianturi menyatakan bahwa OPM berada di balik serangan yang menargetkan Hetina Mirip di Intan Jaya, Papua. Sebelumnya, Kristomei telah mengkritik kelompok tersebut atas insiden ini.

Juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, bersikeras bahwa Hetina kemungkinan telah meninggal dunia ketika terjadi operasi militer diam-diam pada tanggal 13 Mei 2025.

Sebby menyebutkan bahwa sebelum dilakukannya operasi militer TNI, Hetina yang sedang menderita masalah jiwa tetap aktif di desa tempat tinggalnya. “Seperti yang dirasakan penduduk biasa lainnya di Distrik Hitadipa dan Sugapa,” ujarnya lewat pernyataan tertulis pada hari Selasa, 27 Mei 2025.

Sebby menyatakan bahwa 18 anggota OPM juga bukanlah korban dari operasi militer TNI beberapa minggu terakhir ini. Menurut klaim Sebby, hanya ada lima orang yang meninggal dunia, dengan tiga orang lagi gugur, serta dua orang masih selamat. Korban-korban sisanya dikatakannya sebagai warga sipil, termasuk Hetina Mirip.

Organisasi Perdamaian Masyarakat mendesak institusi kemanusiaan lokal, nasional, serta internasional agar bisa menyelidiki kasus meninggalnya Hetina Mirip di Intan Jaya demi mengetahui kebenaran dan fakta sejati yang terjadi di lokasi tersebut.

Awalnya, Kristomei menegaskan bahwa tak ada campur tangan pasukan militer dalam insiden yang merenggut nyawa Hetina. Menurut Kapuspen TNI, setelah mendapatkan penjelasan dari otoritas resmi serta warga sekitar, disimpulkan bahwa Hetina meninggal karena kekerasan yang dilancarkan oleh kelompok pemisah bersenjata OPM, dan bukannya akibat intervensi personel militer.

Berdasarkan laporan TNI, pada tanggal 18 Mei 2025, Hertina dikabarkan hilang dari lokasi penampungan warga. Tetangga mencurigai bahwa dia telah pulang ke desanya sendiri, yaitu Jaindapa. Saat berada dalam perjalanan tersebut, dia dihentikan dan dibunuh oleh gerombolan bersenjata OPM dipimpin oleh Daniel Aibon Kogoya, yang menyebutnya sebagai agen rahasia militer. Menurut Kristomei, mulai tanggal 15 Mei 2025, pasukan tentara sudah ditarik mundur dari Desa Sugapa Lama sesuai dengan permohonan bupati serta pemuka lokal.

Berdasarkan informasi dari Puspen TNI, pernyataan tentang Mama Hertina memiliki anak merupakan kesalahpahaman. Menurut laporan dari para tetangga serta pemimpin setempat, Hetina diketahui tidak mempunyai keturunan, dan istilah “Antonia Hilaria Wandagau” juga tak dikenali oleh komunitas lokal. Hal ini disampaikan oleh pihak TNI sebagai klarifikasi atas penyebaran surat terbuka yang menandatangi dirinya sendiri dengan nama Antonia Hiliaria Wandagau, menyebutkan tuduhan bahwa TNI telah membakar seseorang bernama Mama Hertina serupa di daerah Intan Jaya.

TNI menyerukan kepada semua warga untuk tidak ikut menyebarkan berita bohong dan selalu melakukan pemeriksaan fakta terhadap tiap kabar yang diterima. “Khususnya informasi seputar pertikaian senjata di Papua,” ujar Kristomei dalam pernyatan tertulis pada Selasa, 26 Mei 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *