Simon Tahamata dipilih oleh PSSI untuk berperan sebagai Kepala Pengembangan Talenta Sepak Bola Nasional. Ia menyatakan dengan tegas bahwa tak terdapat tujuan politis dalam kedatangannya ke Tanah Air.
Sejauh ini, Simon telah disambungkan dengan suatu gerakan politik khusus di wilayah timur Indonesia. Namun demikian, bintang dari Ajax Amsterdam tersebut mementingkan bahwa motif utamanya datang adalah untuk kepentingan atletis, yakni memajukan dan mendidik talenta sepak bola yang ada di tanah air.
“Pembinaan sepak bola di Belanda telah dimulai sejak usia di bawah 8 tahun, tetapi di tempat ini baru mulai pada usia 13-15 tahun yang menurutnya terlalu lambat,” ungkap Simon ketika berbicara dengan pers di Jakarta, Senin (2/6).
“Lalu, Patrick [Kluivert] memintaku untuk membantu tim nasional bermain seperti Ajax karena alasan itulah aku di sini. Tidak ada unsur politik sama sekali. Aku hanya fokus pada olahraga, ingin melihat Indonesia berkembang, dan yakin bahwa Indonesia akan menjadi negara yang kuat,” jelasnya.
Sekarang ini, Simon merupakan mantan pemain tim nasional Belanda serta beberapa klub seperti Ajax Amsterdam. Setelah pensiun dari bermain, ia masih terlibat dalam dunia sepak bola.
Setelah pensiun dari bermain, Simon Tahamata melanjutkan kariernya sebagai pelatih akademi atau tim muda untuk klub seperti Ajax Amsterdam, Standard Liege, Beerschot, serta Al Ahli. Dia juga mendirikan akademi sepak bola yang diberi nama Simon Tahamata Soccer Academy.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sebelumnya menginginkan agar Simon Tahamata bertanggung jawab dalam pencarian bibit atlet yang optimal dan adil. Dia enggan apabila kelak terdapat pemain yang dititipkan.
Saya telah sampaikan lagi kepada Om Simon bahwa tak ada pemain yang dititipkan.
scouting
Penitipan. Jika terjadi sesuatu, maka memiliki Om Simon menjadi tidak berguna bagi saya.
scout
Ini pun perlu tetap profesional, jangan sekadar membayar pujian kalau dikatakan baik. Mengapa demikian? Karena matanya Erick Thohir juga memperhatikan para pemain dan mengetahui hal tersebut,” tandasnya saat berbicara dengan awak media di Bali, Jumat (30/5).
Maka jika kelak terdapat pemain-pemain yang dititipkan oleh tim scouting milikku, akan kububarkan mereka. Demikian pula dengan tim pelatih yang melakukan hal serupa.
entertain
Pemain hasil penunjukan, pelatihnya akan saya pecat, tidak dapat membangun timnas ini sebab adanya pemain hasil pertemanan. Semua harus menjadi lebih terbuka untuk kemerdekaan dan keputihan demi masa depan regenerasi yang tepat,” tegas Erick.